Magis Burung Phoenix dalam Koleksi Couture Schiaparelli yang Abadi
Koleksi terbaru Daniel Roseberry untuk Schiaparelli yang diberi nama "The Phoenix" mendefinisikan kembali batas-batas haute couturedengan menghormati inovasi dan semangat transformatif Elsa Schiaparelli.
Jajaran gaun dan mantel untuk koleksi haute couturemusim dingin 2024/25 dipamerkan di Paris, Perancis, Senin (24/6). Koleksi ini merupakan perpaduan antara penghormatan sejarah dengan kreativitas kontemporer, menangkap esensi warisan Schiaparelli sambil mendorong batas-batas mode modern.
Koleksinya dibuka dengan gambaran burung phoenix mistis yang melambangkan kelahiran kembali dan pembaruan. Tema ini sangat selaras dengan sejarah Maison Schiaparelli dan kemampuannya untuk menemukan kembali dirinya dan kreasinya. Daniel Roseberry sendiri merupakan satu-satunya couturierasal Amerika yang bekerja untuk rumah mode Prancis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan Redaksi
|
"Setiap gaun, setiap bustier, setiap sepatu, setiap helai bulu beludru yang terlipat, atau triple organza spike, berusaha [dibuat untuk] menarik perhatian", lanjutnya.
Siluetnya sangat jelas serta menekankan ketertarikan Schiaparelli terhadap bentuk yang berani dan tidak lazim. Koleksi ini menampilkan serangkaian desain luar biasa, termasuk gaun, bustier, dan sepatu yang tampak melampaui materialitasnya hingga menjadi sebuah karya seni.
Misalnya, ada gaun yang dihiasi bulu organza sutera trompe l'oeildengan ujung mutiara, menciptakan ilusi ringan dan bergerak yang memikat.
Penggunaan bulu mengingatkan pada keanggunan Anna Pavlova dalam pertunjukan balet The Dying Swan.
Koleksi Roseberry ini adalah sebuah studi yang kontras, di mana elemen baju besi hidup berdampingan dengan material halus. Salah satu bagian yang menonjol adalah gaun berhiaskan bulu phoenix yang diberi warna krom, yang sekaligus membangkitkan rasa perlindungan dan keindahan. Dualitas ini adalah tema yang berulang di seluruh koleksinya, di mana polkadot kuningan menambah sentuhan industrial yang elegan.
![]() |
Koleksi ini juga memberi penghormatan kepada akar surealis Schiaparelli. Contoh penting adalah penyertaan sebuah gaun dengan bustierdan punggung dalam bentuk sepatu hak, yang jelas mengacu pada Shoe Hat karya Schiaparelli untuk musim dingin 1937/1938. Karya itu merupakan hasil kerja sama Schiaparelli dengan pelukis surealis Salvador Dali. Karya ini bahkan digambarkan oleh Metropolitan Museum of Art (MoMA) sebagai 'puncak absurditas surealis'.
Pakaian tersebut tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga dipenuhi dengan rasa misteri dan kedalaman. Roseberry ingin membangkitkan emosi yang terkendali melalui desainnya, menantang penonton untuk melihat melampaui permukaan. Niat ini terlihat jelas dalam detail yang rumit dan narasi desain yang lebih luas.
Koleksi ini tidak dapat dideskripsikan tanpa menyebut sederet korset yang luar biasa. Bustierterstruktur dan siluet yang pas menonjolkan kehebatan teknis di balik setiap bagian.
Keahliannya sempurna, menampilkan proses padat karya yang mendefinisikan haute coutureyang sebenarnya. Penggunaan material mewah seperti triple organza dan bulu beludru semakin menambah kemewahan koleksi ini.
Lihat Juga :![]() |
Aksesori juga memainkan peran penting dalam narasi "The Phoenix". Liontin telur, motif yang berulang dalam karya Schiaparelli, melambangkan potensi dan kelahiran kembali. Liontin ini, bersama dengan elemen unik lainnya seperti pelindung bulu burung phoenix. Sementara detail kuningan tempa menyatukan koleksi ini secara tematis.
Setiap aksesori yang dibuat oleh atelier Marine Billet dirancang tidak hanya untuk melengkapi pakaian, tetapi juga untuk menceritakan kisahnya sendiri dalam konteks koleksi yang lebih luas.
Ia menekankan bahwa karya Schiaparelli tidak sekadar dibeli. Karya-karya itu dikumpulkan, dihargai, dan dihormati.
"Baru-baru ini saya diberitahu bahwa orang tidak sekedar membeli Schiaparelli, mereka mengoleksinya," ujarnya.
Hubungan intim antara pemakai dan pakaian ini-lah yang menjadikan haute couturebegitu istimewa. Roseberry menghormati hubungan ini dengan memberikan wanita kekuatan untuk mengubah dirinya melalui kreasinya. Tak aneh saat banyak undangan penting mengenakan couturesaat menghadiri showini.
![]() |
Suasana pertunjukan juga sama mempesonanya. Pertunjukan menggunakan latar yang memberikan kesan keanggunan dunia lain.
Berlokasi di Hotel Salomon de Rothschild, Paris, suasana begitu kuat dengan latar hitam dan pencahayaan chandelier.
Tak lupa juga musik pengiring yang dikurasi dengan cermat, membawa penonton ke dunia Schiaparelli yang fantastis.
Pengalaman imersif ini diperkuat dengan cara para model melenggang di atas runway. Mereka mewujudkan kualitas halus dari desain yang dikenakan.
Ini adalah bukti warisan abadi Elsa Schiaparelli dan kemampuannya melampaui waktu melalui penemuan kembali yang terus-menerus.
Roseberry telah berhasil menghormati masa lalu sambil dengan berani merencanakan masa depan.
Setiap karyanya adalah sebuah aplikasi karya seni. Dirancang untuk membangkitkan emosi, menginspirasi kekaguman, dan memberdayakan pemakainya untuk menjalani perjalanan transformatif mereka sendiri.
(asr/asr)-
Cagar Budaya Bondo Loemakso di Solo Dijual Rp15,5 MKasus Pneumonia Anak di Indonesia Meningkat, Apa yang Harus Dilakukan?Sambut Tahun Baru 2024 dengan Color Party di SwissHarga Layanan Terancam Naik, Dilema Wacana Jerman Pajaki GoogleJanji PrabowoDaftar 10 Kota di Dunia dengan Biaya Hidup Termahal7 Cara Memaksimalkan Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat BadanKeren! Kemenperin Luncurkan Beragam Aplikasi Dukung revitalisasi Industri Batik IndonesiaUmat Islam Wajib Tahu, 7 Amalan yang Dianjurkan di Bulan DzulhijjahDi Laz Fest, Bisa Belanja Offline Tanpa Repot Tenteng Belanjaan
下一篇:Cak Imin Tagih Videotron usai Tampil Bagus di Debat Cawapres 2024
- ·7 Jenis Susu Sapi Selain Evaporasi, Mana yang Lebih Sehat?
- ·Poltracking Kembali Bongkar Fakta Tersembunyi Inkonsistensi PERSEPI
- ·5 Gejala Covid
- ·Dinilai Hina Palestina, Warganet Serukan Boikot Produk ZARA
- ·Dokter Tegaskan Ulekan Batu Tak Picu Batu Ginjal
- ·Ditjenpas: Mary Jane Belum Dibebaskan, Masih di Lapas Perempuan Yogyakarta!
- ·Serba Pink di Laz Hotel Lazada Festival 12.12, Bukan Cuma Buat Cewek
- ·Keren! Kemenperin Luncurkan Beragam Aplikasi Dukung revitalisasi Industri Batik Indonesia
- ·Mengaku Pingsan, Novanto Tak Tahu Dirinya Terlibat Kecelakaan
- ·Ditjenpas: Mary Jane Belum Dibebaskan, Masih di Lapas Perempuan Yogyakarta!
- ·Berkas Perkara Lengkap, Habib Rizieq OTW Duduk di Kursi Pesakitan
- ·5 Cara Menyimpan Telur agar Awet
- ·PLN UIP JBB Tanam 10.000 Mangrove di Penjaringan untuk Tangkal Sampah Plastik
- ·7 Jus Sayur yang Bisa Bakar Lemak, Bikin Diet Makin Sehat
- ·Turis Jepang Meninggal Usai Naik Bungee Jumping Setinggi 233 Meter
- ·Resep Tempe Bacem dengan Air Kelapa, Rasanya Jadi Manis Gurih
- ·Miliki Komitmen Besar pada Kesejahteraan Petani, API 02 Dukung Prabowo
- ·Lagi Viral, Jangan Coba
- ·VIDEO: Detik
- ·Kasus Covid
- ·Mau Coba Liburan ke Irlandia? Visanya Gratis buat Pemegang Paspor RI
- ·VIDEO: Restoran Spin
- ·Pendaftaran Bintara Bakomsus Polri 2025 Dibuka Hari Ini, Cek Syarat dan Cara Daftarnya
- ·Pendaftaran Bintara Bakomsus Polri 2025 Dibuka Hari Ini, Cek Syarat dan Cara Daftarnya
- ·7 Jenis Susu Sapi Selain Evaporasi, Mana yang Lebih Sehat?
- ·Kasus Covid
- ·Dimintai Komentar Soal Ramalan Prabowo, Anies: No Comment!
- ·Awas, Ini Tanda Kamu Kebanyakan Makan Gorengan
- ·Begini Pentingnya Peran Sektor Pendidikan dan Gen Z untuk Percepat Transisi Energi Bersih
- ·Mengapa Ibu Hamil Butuh Asupan Asam Folat?
- ·Babak Baru! Anwar Usman Gugat Suhartoyo ke PTUN, Minta Tetap Jadi Ketua MK
- ·Tak Perlu Panik, Ini 3 Cara Mencegah Infeksi Mycoplasma Pneumonia
- ·Turis Wanita Tewas Diserang Hiu Saat Paddleboarding di Bahama
- ·Dengan Teknologi AI, JobCity.id Bantu Para Pemburu Pekerjaan
- ·Hari Susu Sedunia 2024: Tema dan Sejarahnya
- ·7 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan dan Kecantikan